Georgia yang Memulai Perang

Tank Georgia (Foto: The Times)

BRUSSELS - Sebuah laporan independen menyalahkan Georgia karena memulai perang lima hari dengan Rusia tahun lalu. Laporan itu juga menyebutkan respons militer Moskow melampaui batas yang wajar dan melanggar hukum internasional.

Laporan dibuat oleh Uni Eropa itu menyebutkan kedua belah pihak telah melanggar hukum kemanusiaan internasional. Ditemukan pula bukti pembersihan etnis terhadap etnis Georgia selama campur tangan Rusia di provinsi yang ingin memisahkan diri, Ossetia Selatan.

Laporan itu menjadi pukulan keras bagi Presiden Georgia Mikheil Saakashvili, yang telah berulang kali menegaskan bahwa ia memerintahkan pasukan ke Ossetia Selatan sebagai tindakan defensif merespons invasi Rusia. Sebaliknya Moskow menegaskan bahwa pengiriman pasukan ke Ossetia Selatan untuk mengusir serangan Georgia.

Penyelidikan selama sembilan bulan yang dipimpin oleh diplomat Swiss Heidi Tagliavini menyebutkan bahwa perang itu dipicu oleh "operasi militer Georgia berskala besar" terhadap ibu kota Ossetia Selatan, Tskhinvali, pada 7 Agustus.

"Operasi besar-besaran dimulai dengan Georgia serangan artileri," sebut laporan tersebut, dikutip dari The Times, Kamis (1/10/2009).

Sementara dikutip Reuters, Kremlin dengan cepat memuji laporan itu sebagai temuan kunci. "Kita hanya bisa menyambut bahwa komisi menemukan bahwa perang sudah dimulai oleh Georgia," ujar juru bicara Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Natalya Timakova, kepada wartawan.

Laporan itu mengatakan perang diikuti ketegangan dan provokasi oleh Rusia. Namun Tagliavini mengatakan, "Tidak ada penjelasan yang diberikan oleh otoritas Georgia dalam rangka memberikan beberapa bentuk pembenaran hukum atas serangan itu."(jri)

You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Georgia yang Memulai Perang"

Post a Comment

Powered by Blogger