Partai Kremlin Menang Tapi Suara Turun


Presiden Rusia Dimitry Medvedev (Foto: profy.com)

MOSKOW - Partai Persatuan Rusia (UR) yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Rusia Vladimir Putin memenangkan pemilihan umum (pemilu) lokal. Tapi dukungan terhadap partai berkuasa merosot tajam di beberapa wilayah.

Hasil pemilu yang diumumkan kemarin menunjukkan kemarahan publik terhadap pemerintah Rusia yang tidak mampu mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok dan meningkatnya jumlah pengangguran. Partai-partai oposisi menganggap pemilu tersebut terjadi banyak kecurangan.

Oposisi juga menganggap Presiden Rusia Dmitry Medvedev gagal melaksanakan janjinya untuk mengurangi pengaruh Kremlin dalam sistem politik. Sebanyak 32 juta pemilih dari 110 juta pemilih yang terdaftar di Rusia, memberikan suaranya dalam pemilu Minggu (14/3) untuk memilih anggota parlemen di delapan wilayah, lima walikota, dan puluhan anggota dewan kota.

Tingkat partisipasi pemilih mencapai 43%. UR dengan mudah menguasai delapan wilayah, tapi dukungan terhadap mereka merosot tajam di tujuh wilayah, jika dibandingkan dengan pemilu parlemen 2007.

"Dukungan terhadap UR merosot 25% menjadi 39,79% dibandingkan pemilu 2007 di wilayah Sverdlovsk, Pegunungan Urals. Dukungan terhadap UR hanya meningkat di satu wilayah, Voronezh, sebesar 14% menjadi 62%.

Pukulan telak dialami UR karena kalah dalam pemilu walikota di kota Irkutsk, Siberia. Oposisi Partai Komunis berhasil menempatkan kandidatnya sebagai walikota di sana. Kandidat Partai Komunis Viktor Kondrashov meraih lebih dari 62% suara.

Sedangkan kandidat UR Sergei Serebrennikov hanya mendapatkan 27% suara. Ketua majelis rendah parlemen Rusia dan petinggi UR Boris Gryzlov mengakui pemilu lokal kali ini lebih berat daripada pemilu lokal Oktober 2009 karena adanya krisis ekonomi.

"Kami mengalami penurunan dukungan di level regional sehingga kami menyadari penyebab kekalahan tersebut dan kami dapat memperbaikinya," paparnya di laman UR. Petinggi UR lainnya, Vyacheslav Volodin, menambahkan bahwa hasil pemilu regional itu membuktikan bahwa warga Rusia masih mendukung Putin dan Medvedev.

"Popularitas UR jelas turun akibat krisis," papar Nikolai Petrov, pengamat di lembaga yang didanai Amerika Serikat (AS), Carnegie Centre, Moskow.

Popularitas UR merosot tajam sejak krisis ekonomi memporak-porandakan 10 tahun pertumbuhan ekonomi terakhir. Selama kampanye, UR berusaha meredam kemarahan publik akibat naiknya harga barang kebutuhan pokok dan bertambahnya pengangguran.

Krisis itu mendorong oposisi menggelar berbagai unjuk rasa dalam beberapa bulan terakhir. Pengawas pemilu Rusia, Golos, menjelaskan kampanye pemilu kali ini merupakan yang terkotor dalam beberapa tahun terakhir.

Golos memprotes dominasi UR dalam kampanye di media massa. Komisi pemilu juga melarang oposisi Partai Yabloko untuk maju di dua pemilu regional, dengan alasan, ribuan tandatangan yang dikumpulkan partai tersebut dianggap palsu.

Petugas komisi pemilu federal menolak beberapa protes yang diajukan oposisi. Komisi pemilu menyatakan menerima 50% lebih sedikit gugatan dibandingkan pemilu regional pada Oktober 2009.

"Tentu saja ada beberapa pelanggaran kecil, tapi tidak ada yang akan mempengaruhi hasil pemilu," papar anggota parlemen dari UR Andrei Vorobyov. (Koran SI/Koran SI/Koran SI)(//rhs)

You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Partai Kremlin Menang Tapi Suara Turun"

Post a Comment

Powered by Blogger