Ledakan di Warri Tewaskan Satu Orang

WARRI, KOMPAS.com - Serangkaian ledakan yang mengguncang kota Warri, Nigeria selatan, selama pertemuan pejabat tinggi pemerintah Senin (15/3/2010) menewaskan satu orang dan mencederai beberapa lain, kata seorang pejabat.

Korban yang diyakini sebagai supir itu tewas di dalam mobilnya di luar tempat pertemuan tersebut, kata pejabat pemerintah yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.

Pejabat itu menyebutkan sejumlah orang terluka. Namun, ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Ledakan-ledakan itu terjadi di dekat tempat pertemuan para gubernur negara bagian dan ratusan pejabat lain yang membahas amnesti bagi mantan gerilyawan pemberontak. Para pejabat segera diungsikan setelah ledakan-ledakan tersebut.

Juru bicara gubernur negara bagian Delta, Linus Chima, yang semula mencurigai bom-bom mobil, mengatakan kepada AFP, ledakan pertama terjadi "ketika para gubernur masuk dan ledakan kedua sekitar 30 menit kemudian". "Penyelidikan kami menunjukkan bahwa itu bukan bom mobil, namun bom yang dipasang di suatu tempat di dekat sejumlah mobil. Tiga mobil rusak," katanya.

Menteri federal yang bertanggung jawab atas kawasan itu, Ufot Ekaette, juga menghadiri acara itu, yang diadakan oleh surat kabar independen Vanguard. "Saya rasa niatnya jelas, hanya untuk menggagalkan pertemuan tersebut dan mengesankan bahwa Warri di negara bagian Delta tidak aman," kata Chima.

Kelompok militan utama Nigeria, Gerakan bagi Emansipasi Delta Niger (MEND), mengklaim bertanggung jawab atas serangan tesebut dan memperingatkan serangan-serangan lain terhadap instalasi perusahaan minyak, termasuk Total.

MEND pada awal Februari membatalkan gencatan senjata yang telah berlangsung tiga bulan dan mengancam melancarkan serangan habis-habisan terhadap industri minyak Nigeria, negara anggota OPEC.

Pada Juni lalu, Presiden Nigeria Umaru Yar’Adua melakukan salah satu upaya paling serius untuk mengendalikan kerusuhan yang membuat Nigeria gagal memproduksi lebih dari duapertiga kapasitas minyaknya, sehingga negara itu rugi milyaran dolar, dengan menawarkan amnesti tanpa syarat kepada gerilyawan.

Lebih dari 15.000 gerilyawan di daerah penghasil minyak Delta Niger dikabarkan telah menyerahkan senjata mereka dan menerima pengampunan tanpa syarat berdasarkan program presiden tersebut.

Program amnesti tawaran Yar’Adua itu, yang diberlakukan dari 6 Agustus hingga 4 Oktober 2009, bertujuan melucuti senjata militan, mendidik dan merehabilitasi militan dan penjahat di Delta Niger.

Sebagai bagian dari upaya amnesti itu, pemerintah pada 13 Juli membebaskan Henry Okah, seorang pemimpin MEND, setelah tuduhan terhadapnya dibatalkan. MEND menanggapi langkah itu dengan mengumumkan gencatan senjata 60 hari dalam "perang minyak" mereka.

Gerakan bagi Emansipasi Delta Niger (MEND), kelompok paling lengkap persenjataannya di antara sejumlah kelompok pemberontak yang beroperasi di wilayah selatan penghasil minyak, mengklaim melancarkan sejumlah serangan sejak pemerintah Nigeria menawarkan amnesti pada Juni.

MEND telah mendesak semua perusahaan minyak yang masih beroperasi di Delta Niger segera pergi, dengan mengancam melancarkan serangan-serangan baru.

MEND bertanggung jawab atas serangkaian serangan terhadap perusahaan-perusahaan minyak besar yang mencakup Shell, Chevron, dan Agip.

Serangan-serangan itu sempat membuyarkan harapan bahwa tawaran amnesti akan menciptakan masa tenang.

Delta Niger sejak 2006 dilanda kerusuhan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang menyatakan berjuang untuk pembagian lebih besar dari kekayaan minyak di kawasan itu bagi penduduk setempat.

Kerusuhan itu telah menurunkan ekspor minyak Nigeria menjadi 1,8 juta barrel per hari, dari 2,6 juta barrel tiga setengah tahun lalu.

Militer Nigeria memulai ofensif terbesar dalam beberapa tahun ini pada pertengahan Mei, dengan mengebom kamp-kamp militan di sekitar Warri di negara bagian Delta dari udara dan laut dan mengirim tiga batalyon pasukan untuk menumpas pemberontak yang diyakini telah melarikan diri ke daerah-daerah sekitar.

Militer menyatakan tidak bisa berpangku tangan lagi setelah serangan-serangan terhadap pasukan, pemboman pipa minyak dan pembajakan kapal minyak, yang semuanya membuat Nigeria gagal mencapai produksi penuhnya selama beberapa tahun ini.

Geng-geng kriminal juga memanfaatkan keadaan kacau dalam penegakan hukum dan ketertiban di wilayah itu. Lebih dari 200 warga asing diculik di kawasan delta tersebut dalam dua tahun terakhir. Hampir semuanya dari orang-orang itu dibebaskan tanpa cedera.

Nigeria adalah produsen minyak terbesar Afrika namun posisi tersebut kemudian digantikan oleh Angola pada April tahun 2008, menurut Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Ledakan di Warri Tewaskan Satu Orang"

Post a Comment

Powered by Blogger