Rusia Kaitkan Pertahanan Rudal AS dengan Perlucutan Nuklir


MOSKWA, KOMPAS.com — Rusia dan Amerika Serikat masih akan menyepakati kaitan masalah pertahanan rudal di dalam perjanjian perlucutan senjata nuklir.

Kepala Staf Jenderal Rusia Jenderal Nikolai Makarov mengemukakan hal itu dalam satu wawancara yang diterbitkan Selasa. "Perjanjian itu sekitar 95 persen sudah selesai," kata Jenderal Makarov kepada surat kabar Rossiyskaya Gazeta. "Kami masih berusaha menyelesaikan beberapa masalah, termasuk mendapatkan kesepakatan AS untuk memasukkan masalah pertahanan rudal ke dalam perjanjian," katanya.

"Apakah perjanjian baru itu ditandatangani, dan seberapa cepat akan dilakukan, semuanya tergantung pada kesiapan kedua pihak untuk mempertimbangkan kepentingan masing-masing," kata Makarov.

Awal bulan ini, Ketua Majelis Rendah Parlemen Rusia, Duma, Boris Gryzlov, mengatakan, pihaknya di masa depan tidak akan meratifikasi perjanjian perlucutan senjata nuklir dengan AS jika tidak dikaitkan dengan persoalan pertahanan rudal. Beberapa pengamat mengatakan, desakan Rusia mengenai pengaitan dengan pertahanan rudal merupakan persoalan besar bagi perundingan perjanjian untuk menggantikan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START) 1991 antara kedua negara.

Rusia telah menyatakan kekhawatiran setelah Romania mengatakan pada bulan ini bahwa pihaknya akan mengadakan perundingan dengan Washington mengenai perannya sebagai lokasi alat pencegat rudal AS, dan Bulgaria menunjukkan keinginan untuk ikut ambil bagian dalam perisai rudal Amerika itu. Rencana itu akan menjadi bagian dari penggantian prakarsa AS yang dihapus untuk menempatkan fasilitas pertahanan rudal di Polandia dan Republik Ceska, yang menjadi sumber ketegangan lama antara Moskwa dan Washington.

Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah menargetkan perjanjian baru itu pada akhir 2009 untuk mengurangi secara drastis cadangan nuklir, tetapi perundingan-perundingan itu molor hingga 2010. Namun, dalam konferensi pers bersama di Moskwa, Jumat lalu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov saling memberikan sinyal bahwa perjanjian baru itu segera ditandatangani.

START, yang ditandatangani tahun 1991, mengupayakan pengurangan besar persenjataan nuklir AS dan Rusia, serta memberlakukan pemeriksaan langkah-langkah untuk membangun kepercayaan antara kedua negara bekas musuh dalam Perang Dingin itu.

You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Rusia Kaitkan Pertahanan Rudal AS dengan Perlucutan Nuklir"

Post a Comment

Powered by Blogger