War

Militer umumkan kudeta di Niger (Foto: BBC)

NIAMEY - Kudeta di Nigeria sepertinya tidak akan memperoleh dukungan seperti yang diharapkan oleh pelaku kudeta. Uni Afrika justru mengecam tindakan kudeta tersebut.

Ketua Uni Afrika, Jean Ping menyatakan pihaknya masih melihat perkembangan di Niger pascaperebutan kekuasaan yang dipimpin Kolonel Salou Djibo. Perebutan sendiri berlangsung selama 4 jam, Kamis kemarin.

Sementara kelompok blok ekonomi Afrika Utara (ECOWAS) mengeluarkan pernyataan lebih keras atas kudeta tersebut. Ecowas secara lantang mengecam kudeta terhadap pemerintah yang sah dari Niger. Demikian diberitakan BBC, Jumat (19/2/2010).

Namun kecaman dari organisasi negara Afrika ini dimentahkan oleh kelompok oposisi di Niger. Mereka menilai pihak militer yang melakukan kudeta ini merupakan patriot jujur yang berjuang melawan kekuasaan tiran.

Ecowas menyatakan jika mereka tidak mentolerir segala bentuk peralihan kekuasaan yang diraih secara inkonstitusional. "Kami mengecam kudeta yang terjadi seperti halnya kami mengecam kudeta serupa yang dilakukan oleh Tandja (Presiden Niger yang dikudeta)," ungkap pejabat Ecowas, Abdel Fatau Musa.

Musa menambahkan, Ecowas telah menurunkan tim ke Niger guna mempelajari apakah pihaknya tetap mempertahankan sanksi yang sudah dijatuhkan kepada negara penghasil uranium tersebut. Tetapi sanksi ini menurut Ecowas hanya akan berlaku hingga konstitusi dari negara tersebut kembali diterapkan kembali.

Mamadou Tandja, Presiden Niger yang tersingkir dalam kudeta kali ini meraih kekuasaannya saat kudeta serupa pada 1999 lalu. Dia kembali terpilih sebagai Presiden Niger pada 2004.

Saat ini keberadaan Tandja masih belum diketahui. Dia ditahan sejak kudeta yang dilakukan kelompok yang menamakan diri Majelis Tinggi untuk Restorasi Demokrasi (CSDR). Kelompok ini dipimpin oleh Kolonel Salou Djibo dan dibantu Kolonel Djibrila Hima Hamidou yang juga terlibat pada 1999 lalu. (faj)(rhs)